SOBI

By isnaini nururrosida - 6:36 AM


Dewasa ini aku mendapati pelajaran yang sebenarnya sudah kudapati dari jauh jauh hari. Hanya saja waktu itu, otak ku masih terlalu dini untuk menerima bagian dari ilmu hakiki. Haha mungkin terlalu lebay bila dikatakan ilmu hakiki, hem mungkin lebih tepatnya ilmu mendasar. Sebut saja personal branding. Mungkin bagi orang psikologi ini bukanlah bahasan yang asing lagi. Tapi bagi orang yang mendapati ilmu ini dari pengalaman diri, seperti dihadiahi lampu yang bergaransi. Sebab sadar tidak sadar ilmu ini yang akan membawa kemana hidupmu nanti. Itulah kenapa masa-masa SMA ramai membicarakan jati diri. Sebab dunia ini sangat pelik jika hanya mengandalkan keinginan diri. Sebab hidup bila hanya terus mengikuti keinginan hati akan tidak sadarkan diri. Ujungnya? Kelabakan sendiri. Seriuss, ini aku sendiri yang mengalami. Sibuk mencari teman banyak tapi lupa untuk terus mengikat teman yang sudah didapat. Rasanya? Senang hanya sesaat dan sesal setiap saat. Sebab hubungan tidak lagi erat. Sebab hati tidak lagi terikat. Ahh!! Rasa hati ingin menghakimi, tapi untuk apa? Apa dengan menghakimi diri semua akan kembali seperti dulu lagi? 

Memiliki banyak teman memang mengasyikkan. Apalagi memiliki teman dengan berbagai domisili. Jadi kemana pun kita pergi, ya bakal ketemu dan main main lagi. Tapi jika teman hanya dipandang dalam sudut pandang senang senang, mungkin kita banyak menjumpainya hingga pelataran jalan. Beda lagi dengan teman yang bisa diajak senang senang sekaligus membawa pada kebaikan. Jumlahnya hanya seper sekian dari orang orang di pelataran. Hanya saja yang membingungkan bila hasrat dan hati tidak satu frekuensi. Jatohnya seperti ingin hidup tapi memilih jalan mati. Sehingga kurang lebih ya hasilnya dia akan pincang. Tidak condong pada kanan tidak juga pada kiri. Seperti ingin netral tapi pada hakikatnya tidak ada kata netral. Sebab manusia pada hakikatnya memiliki hati yang condong pada suatu hal, yaitu kebaikan. Sebetulnya jika dia bisa sedikit lebih mempertegas hati dan lebih bisa berdamai dengan diri, dia jauh lebih bisa terangkat kepermukaan. Yaa setidaknya memiliki pijakan. #poemisna
Lagi lagi hadits nabi tidak pernah usang dan tergerus zaman. Benar adanya bahwa silaturahmi memperluas rezeki dan memperlambat mati. Hati yang mati misalnya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments